Kamis, 21 Mei 2009

hanya sekedar cerita

Hari Minggu kemarin saya pergi dengan teman-teman. Pergi ke Kota? Perlukah saya kasih tau tempat saya pergi? Perlu. Karena saya bercerita sama kamu. Ya. Minggu kemarin saya pergi ke Kota mendatangi acara untuk mengetahui ada apa saja di acara tersebut. World Book Day namanya. Kami, saya, Neng Aminda, Jeung Erna, Mbak Restu dan bang Richard , teman-teman saya yang sangat pintar-pintar itu tapi tak usahlah saya bahas lebih lengkap. Kami, siapa saja yang sudah saya sebutkan diatas? Ya, pokoknya kami berbanyak pergi kesana ke Kota untuk mendatangi sebuah acara dengan menaiki Transjakarta Busway. Tau kan kendaraan yang Cuma ada di Jakarta doang yang warnanya berbeda beda ada abu-abu ada biru ada kuning ada oren ada-ada aja (maaf kalo mengikuti sebuah iklan yang udah di liatin di tivi).
Kamu tau tentang World Book Day? Yah kasian sekali kalau tidak tau. Sebenarnya saya malas memberitahunya. Tapi kan malu bertanya sesat dijalan. Daripada saya dosa bikin kamu sesat saya kasi tau aja. World Book Day atau WBD itu acara perkumpulan orang-orang pecinta buku dan literasi yang diadain setiap tahunnya untuk acara kumpul-kumpul siapa saja yang tertarik dengan perkembangan literasi. Sudah ngerti? Yah sudahlah saya gak salah yah, nanti kalo kamu tersesat lagi tanya orang lain ajah ya. Liat blog lain aja. Hahahaha saya ketawa itu. Ketawa saja bukan karena saya gila. Bukan. Memangnya perlu ada sebab untuk agar saya tertawa? Alami aja lah.
Di acara WBD itu saya Cuma sampai dengan jam 5. Jam 5 sore lah, kalo pagi saya bisa digembokin sama orang rumah dan harus tidur di jalanan. Saya kan bukan tunawisma kenapa harus? Tapi saya gak langung pulang karena diajak dan mengajak Neng Minda, Jeung Erna, Mbak Restu dan Bang Richard untuk pergi ke jembatan besar yang artinya kami semua berencana untuk akan pergi kesana bukan karena paksaan dari orang yang lain.
Kami, yang sudah saya sebutkan diatas pergi kesana. Ke jembatan besar dengan berjalan menggunakan kaki. Kaki kami sendiri. Tau tidak? Kami tidak tau letak jembatan besar itu dimana? Kamu tau? Ah, coba kamu kasi tau kita waktu itu jadi kami tidak usah repot bertanya sama Bapak pekerja tambel ban yang sedang bekerja.di kasih kami tau kalo arah untuk mencapai kesana balik lagi ke jalan besar terus belok kanan terus belok kiri terus terus aja maksudnya lurus aja nanti ketemuan sama jembatannya.
Kita mengikuti tau yang udah dikasih sama Bapak pekerja tambel ban itu. Tentu saja kami tidak langsung percaya karena kata Ibu kamu jangan gampang percaya sama orang yang baru dikenal. Tapi kami tetap mengikuti perkataan si Bapak. Ternyata si Bapak orang baik dia tak bermaksud untuk agar membuat kita kesasar. Terimakasih ya Pak! Coba tadi Bapak kasih tau kita nama Bapak siapa jadi kan kita ga usah dosa udah mikir yang buruk buruk tentang Bapak. Ah Bapak kau membuat kami menjadi curigaan.
Kami menelusuri pinggiran kali. Kamu tau kali kan? Kali Indonesia yang sangat bau itu kami melewatinya. Kalau saja tidak bau tidak kotor tidak untuk tidak terawat pasti akan pasti terlihat bagus. Memangnya kamu tidak ingin seperti itu? Saya mah ingin. Sayang saya bukan pemerintah tapi hak saya kan untuk ingin seperti itu? Seperti hak orang-orang atas untuk melakukan korupsi “itu kan hak saya” ya ya itu terserah asal jangan uang saya saja yang dijadikan objek korupsi. Orang uang saya saja gak cukup buat bikin poerusahaan. Hahahaha saya ketawa lagi itu padahal tidak lucu. Biarin! Orang yang menertawakan ketidaklucuan bisa gratis mengambil pelajaran agar dapat membantu untuk agar menjadi lebih lucu lagi. Benar bukan? Terserah kamu itu hak kamu saya gak bisa maksa.
Sesempatnya kami melihat jembatan besar peninggalan Belanda yang tadi saya lihat dijadikan tempat tongkrongan bagi anak anak yang masih berumur sedikit yang beradat keluar-luaran saya pulang. Bukan bersama anak-anak itu kamu salah kalau berpikir seperti itu. Saya pulang bersama tadi siapa saja? Yah kalo masih ingat berarti kamu belum mendapatkan pikun. Pulang kembali menelusuri kembali jalan yang tadi kami telusuri kembali ke halte Busway kembali berpisah dengan teman-teman yang kembali ke arah tujuannya kembali masing-masing sedangkan saya juga sedang kembali menuju rumah dengan kembali menaiki mikrolet dan saya turn di jalan depan komplek saya dan kembali berjalan kaki dan saya akhirnya sampai di rumah dengan selamat utuh tidak cacat dan tidak kecopetan. Alhamdulillah. Teman teman saya juga utuh selamat sampai kembali di rumah mereka masing-masing. Alhamdulillah. Semua makhluk memang akan pasti kembali ke rumahnya, orang tuanya, dan Tuhannya.Ah capeknya tapi senangkah? Belum.

Senin, 04 Mei 2009

kenapa ya kayaknya kalo uda mau kelar sekolah(baca:lulus) kyaknya susaaaah banget.musti ujian akhir sekolah lah, mesti ujian akhir sekolah lah, mesti ujian praktek lah.Kenapa ga dilulusian ajah gitu?cape banget gue jungkir balik ngapalin rumus yang udah ngerembes keluar dari otak gue ini.

--curhatan seorang peremed--